Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

AKREDITAS PROGRAM STUDY KAMPUS

sebelum memilih kuliah sebaiknya cek dulu di BAN PT apakah kuliah yang kamu pilih diakui apa nggak.untuk melihat akreditas kampus anda langsung aja klik kesini BAN-PT

finalis miss indonesia 2011 asal aceh

Gambar
BANDA ACEH — Mellyza Shavira, dara asal Medan, Sumatera Utara, menjadi finalis Miss Indonesia 2011. Dalam ajang yang disiarkan RCTI malam ini, Mellyza memakai selempang NAD, Nanggroe Aceh Darussalam. Mellyza Shavira lahir 16 Oktober 1993. Ia merupakan anak keempat pasangan Emeyl Syamsir dan Linda Atika. Pada pemilihan Jumat (3/6) malam di Central Park Jakarta, Mellyza tidak berhasil masuk 10 besar. Tak hanya Mellyza saja dara asal Medan. Situs satunews.com memberitakan, selain Mellyza, dara Medan lain yang mewakili sejumlah provinsi yaitu Eviliana (Provinsi Bangka Belitung), Veny Desi Arti (Bengkulu), Asti Lukita Wardani (Jawa Tengah), serta Liza Lestari Ginting (Sumatera Utara). []

diperkirakan Harga Emas Naik Lagi

Sejumlah ekonom memperkirakan harga emas akan naik karena kekhawatiran tentang krisis utang Eropa meningkatkan permintaan logam sebagai alat proteksi kekayaan. Sebagian besar pedagang, investor, dan analis yang disurvei oleh Bloomberg mengatakan harga emas akan naik pada pekan depan. Pada pekan ini, harga kontrak emas untuk pengiriman Agustus turun 0,1% menjadi US$1.527,3 per ons pada bursa Comex di New York. Emas sempat mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa US$1.577,4 pada 2 Mei. Biaya asuransi terhadap default utang pemerintah Yunani, Irlandia, dan Portugis melonjak hingga rekor tertingginya kemarin. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy akan melakukan pertemuan pada hari ini di Berlin di tengah naiknya tekanan untuk mencapai kesepakatan soal satu paket penyelamatan bagi Yunani. Mark O'Byrne, Direktur Eksekutif perusahaan broker GoldCore Ltd di Dublin, mengatakan emas akan terus dibeli seiring semakin dalamnya

angka kemiskinan diaceh masih terbilang tinggi

Wakil Ketua MPR-RI, Ahmad Farhan Hamid mengatakan jumlah penduduk miskin di Aceh mencapai satu juta jiwa, atau 20 persen dari lima juta penduduk Aceh pada awal 2011. Angka ini sangat memprihatikan sehingga membutuhkan kerterlibatan banyak pihak dalam mengatasi hal ini. Kami tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah terkait hal ini,” kata Farhan Hamid saat pembukaan Unsyiah Fair ke 7, di Gedung AAC Dayan Dawood, Senin (13/6). Menurutnya, hitungan20 persen jumlah penduduk miskin ini merupakan hasil Sensus Nasional. Penduduk yang dimasukkan dalam kategori miskin adalah masyarakat yang berpendapatan di bawah 1 dolar perhari berdasarkan standar nasional. ”Jumlah ini sangat bertolak belakang dengan keadaan Aceh yang sumber daya alam dan kekayaan lainnya melimpah,” jelasnya. Jika diukur berdasarkan standar internasional, kata dia, masyarakat yang dikategorikan miskin adalah mereka yang berpendapatan di bawah 2 dolar perhari. Jika standar ini digunakan, jumlah penduduk miskin di A

peusijuk dalam budaya aceh

Setiap daerah memiliki kearifan lokal dalam kehidupannya. Begitu juga dengan Aceh, peusijuek atau tepung tawar salah satunya. Oleh Iskandar Norman Peusijuek (tepung tawar) merupakan sebuah kearifan masyarakat Aceh dalam menyelesaikan suatu sengketa dan memulai sesuatu yang baru, serta berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan dan tata cara hidup bermasyarakat. Agama kemudian melengkapinya. Beragam jenis peusijuek dilakukan oleh masyarakat Aceh dalam berbagai hal. Jauh-jauh hari tentang peusijuek telah ditulis banyak orang, tak terkecuali penulis asan Belanda Cristian Snouck Hurgronje dalam buku Aceh di Mata Kolonial. Berikut ini beberapa diantaranya: Peusijuek Meulangga Peusijuek meulangga (melanggar) dilakukan untuk mendamaikan perselisihan/pertengkaran antar warga yang mengakibatkan keluarnya darah. Peusijuk ini biasanya dilakukan di Meunasah dipimpin oleh Geuchik (kepala desa) yang bertindak sebagai wakil dari kedua belah pihak yang bertikai. Ia juga menjadi hakim

Aceh Besar Buka SMA Unggul

BANDA ACEH - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar tahun ini membuka SMA Unggul, yang diberi nama SMA Negeri 2 Ali Hasjmy Aceh Besar. Sekolah itu menggunakan sistem boarding school (sekolah berasrama) disertai ragam kegiatan ekstrakurikuler. “Gedung sekolah ini di Jalan Banda Aceh-Medan Kilometer 22 Indrapuri, sedang dibangun. Untuk sementara, proses belajarnya dilaksanakan di Kampus Politeknik Indonesia-Venezuela (Poliven) di Blangbintang. Tahun pertama, rencana diterima 56 siswa baru,” kata Kadis Pendidikan Aceh Besar, Drs Bachtiar M Yunus kepada Serambi, kemarin. Menurutnya, hingga ditutup pendaftaran tahap pertama 11 Juni 2011, jumlah pelamar sudah 54 orang. “Karena pelamar masih minim, eksekutif dan legislatif melakukan dengar pendapat di Kampus Poliven pada 10 Juni. Salah satu hasilnya, pendaftaran diperpanjang hingga 23 Juni 2011 karena menurut legislatif kehadiran sekolah ini belum tersosialisasi secara maksimal,” ujarnya. Dalam dengar pendapat itu, kata Bach

wisata lembah brayeun,aceh besar

Gambar
LEMBAH Brayeun, itulah nama salah satu kawasan di Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Kawasan itu semakin terkenal, bukan saja karena waduk Brayeun yang tak ubahnya kolam renang raksasa, tetapi juga karena pesona lembah dikelilingi pegunungan dengan hutan yang masih perawan. Lembah Brayeun berada di pinggiran Jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh, sekitar 20 kilometer barat Banda Aceh. Persimpangan masuknya persis di depan Mapolsek Leupung, sekitar 2,5 kilometer dari pinggiran jalan nasional. Lebih setengah dari rentangan jalan tersebut sudah beraspal mulus. Sebagai kawasan yang memiliki daya tarik wisata, Lembah Brayeun semakin ramai. Yang berkunjung bukan hanya warga perorangan atau keluarga, tetapi juga event-event tertentu sudah semakin sering mengambil lokasi di Lembah Brayeun. Geliat ekonomi Lembah Brayeun semakin terasa dengan ramainya kunjungan setiap hari minggu atau hari libur. Setidaknya ada 20 pondok pedagang kecil berjejer di kiri kanan jalan utama yang berhadapan

Tahun 2011 Dana PNPM Aceh Bertambah 103 M

Banda Aceh - Pemerintah memberikan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) kepada Pemerintah Aceh tahun 2011 sebesar 533,3 Milyar. Penambahan dana sebesar 103 Milyar dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 403 Milyar, adalah sebagai reward kepada pemerintah Aceh karena Aceh punya dana Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong (BKPG). “Dana PNPM yang diterima tahun 2011 ini adalah dana terbesar yang diberikan oleh pemerintah kepada Pemerintah Aceh” sebut Kepala Badan Penanggulangan Masyarakat, Ali Basyah, Jum’at (10/6). Dia menjelaskan, Aceh mendapat dana PNPM sejak tahun 2007 hingga tahun 2011. Dan selama lima tahun, dana bantuan ini telah dipakai oleh 247 kecamatan dan 18 kabupaten kota di Aceh. Pemanfaatan dana ini adalah untuk pembangunan infrastruktur di pedesaan, seperti pembangunan jalan, saluran irigasi, sarana pendidikan, sarana air bersih, sarana kesehatan dan modal usaha kelompok ibu-ibu di pedesaan. Selain dana PNPM, pemerintah Aceh juga menyiapkan dana BKP

Antara Seks, Judi Bola dan Pengajian Di Warkop Negeri Syariat

Entah kapan bisa ditertibkan warong kopi atau cafe-cafe nakal ini, yang diberbagai di negeri Syariat Islam Aceh menjadi tempat dimana rakyat berinteraksi dengan berbagai obrolan, pendapat dan transaksi. Fenomena ini muncul jelas terlihat di mata kita saat ada cafe-cafe yang berkedok sebagai tempat judi bola, transaksi seks dan ada juga cafe yang memang konsisten menjadikan pengajian-pengajian untuk membahas persoalan agama. Fenomena warong kopi ini membuktikan segala macam interaksi adalah domain publik. Bahkan berbagai transaksi dikuatkan lagi dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia di warong kopi tersebut. Ini menunjukkan dukungan dari pemilik cafe atau warong kopi itu memang jelas-jelas ada. Contohnya, ada cafe-cafe yang sengaja meluaskan arealnya untuk tempat-tempat tertentu dijadikan transaki seks dan narkoba. Lumrah publik sering memanfaatkannya pada waktu malam hari dibawah lampu yang sengaja dibuat remang-remang. Kemudian ada cafe yang sengaja menyediakan TV l

Sudahkah Pembangunan Aceh pro Rakyat dan Lingkungan?

Pelaksanaan pembangunan di Aceh sudah seharusnya memenuhi setidaknya dua syarat utama, yaitu pertama mampu menyejahterakan rakyat banyak, baik rakyat yang berada disekitar wilayah sumberdaya alam, yang selama ini menjadi korban berbagai aktivitas eksploitasi sumberdaya alam, maupun seluruh rakyat di Aceh. Kedua, pengelolaan sumberdaya alam yang ada haruslah memperhatikan daya dukung dan pelayanan ekologis setempat, sehingga lingkungan tidak ditempatkan sebagai obyek dari kegiatan manusia semata, tetapi juga dilihat sebagai satu kesatuan ekologi dengan manusia, karena kerusakan terhadapnya akan membawa malapetaka/bencana bagi manusia (Ingat bagaimana kejadian banjir bandang di Tangse, Pidie baru-baru ini). Untuk itu kebijakan pembangunan Aceh ke depan diharapkan benar-benar pro rakyat dan lingkungan. Namun lagi-lagi kita merasa kecewa ketika Gubernur Aceh pada saat pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Aceh di awal bulan April 2011 lalu justru mengat

"Kekayaan Aceh Dinikmati Orang Luar"

BANDA ACEH - Pemerintah Aceh menyatakan fokus membangun empat sektor ekonomi yakni pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan sebagai program andalan untuk memandirikan provinsi ini dari ketergantungan terhadap minyak dan gas alam serta Pemerintah Pusat. Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mengatakan, empat sektor itu kini sudah dimasukkan ke dalam master plan Aceh sekaligus mewujudkan program percepatan pembangunan perekonomian Indonesia menuju negara maju di 2025. “Empat sektor ini akan saya perjuangkan ke nasional dalam rapat bersama Presiden di Istana Bogor minggu depan, agar mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat,” kata Nazar di ruang kerjanya, Selasa (12/4/). Untuk menggarap empat sektor itu, kata Nazar, butuh dukungan dana dari pemerintah pusat. Apalagi, Aceh belum punya indutri pengolahan (processing) untuk mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi. "Potensinya sangat besar. Jika Pemerintah Aceh dan Pusat serius, saya yakin rakyat b

Aceh Ikut Festival Film di Bali

Gambar
Peserta dari Provinsi Aceh merupakan salah satu dari Lima provinsi di Indonesia yang dipastikan akan mengikuti festival film dokumenter untuk memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 di Taman Budaya Denpasar, Bali, 10 Juni hingga 8 Juli 2011. "Sedikitnya 27 judul film sudah masuk ke panitia untuk selanjutnya diseleksi oleh satu tim dari unsur film internasional, nasional dan lokal Bali," kata pelaksana festival film dokumenter Bali, Maria Ekaristi, di Denpasar, Kamis. Ia mengatakan, kelima provinsi yang ikut serta dalam kegiatan tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jakarta, dan Bali. Tim juri dari unsur internasional adalah lain Dr Lawrence Blair, pakar film dokumenter dari Inggris, unsur nasional diwakili Hadi Hartono serta unsur lokal diwakili Prof Dr Wayan Dibia dan Rio Helmi yang melakukan seleksi terhadap film-film yang masuk ke panitia. Sepuluh judul film terbaik hasil seleksi tim juri diputar di Gedung Ksiarnawa, Taman Budaya Denpasar, s

Gubernur Aceh Ingin Buat Film Tsunami

Gambar
Banda Aceh — Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyatakan keinginannya membuat film tsunami yang asli milik orang Aceh. “Tidak seperti film yang diputar di Museum Tsunami itu,"kata Irwandi Yusuf dihadapan ratusan peserta seminar international pendidikan di Anjong Monmata, Banda Aceh, Senin malam (06/7). Menurutnya film tsunami empat dimensi yang diputar di Museum Tsunami itu bukan riil milik orang Aceh karena masih ada unsur-unsur mandarinnya. Irwandi mengatakan saya sangat ingin membuat film tsunami di Aceh seperti film empat dimensi yang ditayangkan di Museum Kobe, Jepang. Film tsunami di Aceh ini nantinya akan dirancang khusus tentang kejadian gempa dan tsunami Aceh. “Semoga tahun depan (2012) filmnya sudah siap dan sudah bisa kita tonton,” harap Irwandi. Awalnya Irwandi mengaku tidak mau hadir ke seminar ini karena banyak rapat penting yang harus dihadiri. “Tapi saya hanya hadir sebentar saja mengingat ada tamu dari luar negeri yaitu dari Malaysia dan Thailand yang i

jumlah tamu yanag datang ke aceh

jumlah tamu yanag datang ke aceh: tamu asing

contoh surat riwayat hidup

contoh surat riwayat hidup klik disini

Isu Mutasi Resahkan Pejabat pegawai di Aceh Besar

Jantho, Merebaknya isu mutasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar membuat resah sejumlah pejabat di kabupaten tersebut, khususnya pejabat eselon II.Keresahan ini bisa digambarkan dengan banyaknya pejabat yang mempertanyakan kapan pelaksanaan mutasi dilakukan. Bahkan, banyak pula yang langsung menanyakan kepada wartawan yang datang melakukan liputan ke sejumlah dinas dan instansi. “Wartawan biasanya tahu kapan akan ada mutasi, sudah ada bocoran belum kapan pelaksanaannya,” tanya seorang pejabat di salah satu dinas di Aceh Besar yang enggan namanya di korankan, Senin (6/6). Meskipun demikian, sejumlah pejabat menyatakan pasrah bila dirinya memang harus terkena mutasi. Sebab, mutasi merupakan hal biasa dialami dan tidak bisa dihindari karena ini merupakan tugas dari pimpinan. “Sebagai bawahan harus siap ditugaskan dimanapun dan mengemban amanah yang diberikan. Jadi, tidak ada masalah kalaupun akan ada mutasi,” ujar sumber tersebut. Sementara itu, Pj Kepa

Puskesmas di Aceh Besar Buang Limbah Sembarangan

Diduga tidak adanya lokasi pembuangan limbah, sejumlah Puskesmas di Aceh Besar membuang sisa bahan atau bungkusan obat-obatan secara sembarangan di lingkungan puskesmas. Amatan Harian Aceh di beberapa Puskesmas di Aceh Besar, limbah sisa obat pasien, seperti bekas jarum suntik dan botol bekas air infuse sudah menumpuk di pekarangan belakang Puskesmas. Sampah-sampah itu nantinya dibakar di lokasi untuk dimusnahkan. “Selama ini kami membuang limbah sisa pasien yang berobat dengan cara membakar di pekarangan puskesmas,” kata seorang pegawai Puskesmas yang enggan ditulis namanya kepada Harian Aceh, Sabtu (4/6). Pola pembuangan limbah itu bukan dilakukan baru-baru ini saja,melainkan telah berlangsung lama sejak Puskesmas itu dibangun. “Dari pertama memang seperti ini kami memusnahkan bekas obat-obat yang dipakai pasien,” jelasnya. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar, dr. Hamdani Oesman belum berhasil dimintai keterangannya terkait belum tersediany

‘Aceh Akan Berontak Lagi Bila Jakarta Masih Tak Adil’

Gerakan perlawanan rakyat Aceh terhadap Jakarta dikhawatirkan akan terulang lagi bila pemerintah pusat masih melukai daerah ini dengan ketidakadilan sebagaimana sejarah kelam di masa lalu. Hal itu mengemuka dalam diskusi tentang Nasionalisme Pemuda Aceh dalam Ranah Negara Indonesia, yang digelar Lembaga Independen Pemberdayaan Masyarakat Gampong (Lipmaga) Aceh bekerja sama dengan Ditjen Kesbangpol Kemendagri, di Kana Dapu, Lhokseumawe, Jumat (3/6) sore. Diskusi yang diikuti mahasiswa, LSM dan elemen masyarakat ini menampilkan pembicara, Antropolog Teuku Kemal Fasya, anggota DPR RI asal Aceh Muslem, dan tokoh pemuda Baharuddin. Ikut hadir Ketua DPRK Lhokseumawe Saifuddin Yunus dan mantan Pj Wali Kota Lhokseumawe Rahmatsyah. Sepanjang sesi diskusi yang berlangsung ‘memanas’ itu, para peserta dari kalangan mahasiswa, termasuk Ketua DPRK Lhokseumawe Saifuddin Yunus menyoroti sikap dan kebijakan pemerintah pusat di masa lalu yang dinilai melukai rakyat Aceh deng

Seudati, Riwayatmu Kini

KATA seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain, yang berarti kesaksian atau pengakuan. Dalam bahasa Aceh dialeknya berubah menjadi seudati. Seudati mulai dikembangkan sejak agama Islam masuk ke Aceh. Tarian ini sebagai media untuk mengembangkan Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Bireuen, Pidie, dan Aceh Timur. Dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama. Mulanya seudati diketahui sebagai tarian pesisir yang disebut ratoh atau ratoih, yang artinya menceritakan, diperagakan untuk mengawali permainan peulet manouk (menyabung ayam), atau diperagakan untuk bersuka ria ketika berhasil memenangkan sebuah perang atau pertempuran. Permainan seudati juga biasa dimainkan oleh prajurit perang Aceh disela-sela atau waktu senggang sambil beristirahat di barak. Dalam ratoh, dapat diceritakan berbagai hal, dari kisah sedih, gembira, nasihat, sampai pada kisah-k

Warga Masih Waspadai Titik Panas di Seulawah

ACEH BESAR - Warga penghuni asrama pelatih Sekolah Polisi Nasional (SPN) Cinta Alam, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, masih mewaspadai kemunculan titik panas disertai asap dan semburan air, seperti yang muncul di teras rumah Brigadir Muklis, pada Jumat (27/5) lalu. kemunculan titik panas di teras rumahnya itu sudah berhenti sejak Sabtu (28/5) pagi. “Namun lubang yang kami gali di titik sumber panas dan sempat mengeluarkan air itu masih kami biarkan terbuka, seperti permintaan pihak Distamben Aceh. Kami pun masih mewaspadai jika hal serupa muncul di lokasi lain di kawasan ini,” kata Brigadir Muklis, Senin (30/5) kemarin. Dia mengaku, pihak Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Aceh juga masih sering menghubungi dirinya untuk memantau perkembangan kemunculan titik panas di asrama SPN Cinta Alam, yang terletak di lereng Gunungapi Seulawah Agam itu. Seperti diberitakan dua hari lalu, penghuni asrama pelatih SPN Cinta Alam, mendadak geger ketika tanah di te

Membangun Aceh Besar Cukup Dua Program

ACEH BESAR - Wakil Ketua DPR Aceh, Sulaiman Abda mengatakan, untuk membangun Kabupaten Aceh Besar sebenarnya tidak begitu sulit, cukup dengan memfokuskan pada dua program yakni pertanian dan peternakan. Bila dua sektor ini digarap secara fokus dan serius, dapat dipastikan perekonomian masyarakat daerah setempat akan meningkat tajam. ketika dimintai tanggapannya tentang pembangunan Aceh Besar. “Dua sektor seharusnya menjadi andalan Pemkab Aceh Besar,” katanya. Menurutnya, potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah ini cukup mendukung untuk pengembangan kedua sektor itu. Misalnya, untuk sektor pertanian, daerah ini memiliki areal sawah cukup luas dan subur, karena didukung dengan sumber air yang melimpah. Tetapi potensi ini tidak pernah digarap secara serius oleh pemerintah setempat selama ini, katanya, bahkan terkesan tidak begitu dipedulikan. Buktinya, banyak areal sawah yang masih tadah hujan, dan saluran irigasi yang rusak tidak diperbaiki. Ketika krisis ekonomi mela

Seekor Beruang Madu Mati Dibunuh Warga

Gambar
ACEH BESAR - Seekor beruang madu (helarctos malayanus), Senin (23/5) sekitar pukul 07.00 WIB kemarin, mati dibunuh warga Gampong Data Makmur, Kecamatan Blangbintang, Aceh Besar. Informasi yang diperoleh Serambi, pagi itu, warga melihat seekor beruang madu berkeliaran di pemukiman penduduk. Tak pelak, munculnya beruang tersebut membuat warga sekitar desa itu panik hingga tidak berani ke luar rumah. Bahkan, warga juga melarang anak-anak ke sekolah karena khawatir terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Mendapat informasi adanya beruang di perkampungan mereka, warga langsung menuju ke kawasan kuburan umum desa setempat, karena beruang itu diperkirakan berada di tempat itu. Setibanya di lokasi, dengan membawa tombak dan parang, warga berusaha menghalau dan mengusir beruang tersebut supaya ke luar dari perkampungan mereka. Namun, saat dihalau, beruang tersebut malah berusaha menyerang warga. “Warga terpaksa menombak dan memarang beruang itu hingga mati. Padahal, sebelumnya warga hanya berusaha