Jalur Gaza, Korban Pemilu Israel

Jalur Gaza, kawasan tertindas Palestina yang sejak beberapa tahun ini diblokade Rezim Zionis Israel, kini kembali diserang rezim penjajah dan ilegal Tel Aviv. Serangan kali ini berbeda dengan sebelumnya, karena para petinggi militer Israel menandaskan bahwa serangan ke Gaza akan semakin luas dan gencar serta mencakup seluruh kawasan ini.

Sejak Rabu dan Kamis (14-15/11) Rezim Zionis mulai melancarkan agresi brutal terbarunya ke Jalur Gaza. 15 serangan udara Israel hingga kini telah menggugurkan 15 warga Palestina dan menciderai hampir 100 lainnya. Operasi Pilar Pertahanan, adalah sandi perang 22 hari Israel ke Gaza di akhir tahun 2008 yang berlangsung hingga 17 Januari 2009. Perang ini telah menimbulkan tragedi kemanusiaan di Gaza dan menggoncang dunia. Dampak merusaknya pun hingga kini masih dirasakan oleh warga tertindas Gaza.

Saat itu, para petinggi partai berkuasa di Israel, Partai Kadima berusaha memanfaatkan perang 22 hari di Jalur Gaza untuk memenangkan pemilu parlemen. Namun prediksi elite politik Israel ternyata keliru, tragedi Gaza malah berakhir tragis bagi Perdana Menteri Israel saat itu, Ehud Olmert. Ia terpaksa menyerahkan kekuasaannya dan masyarakat dunia mendakwanya sebagai penjahat perang.

Kini strategi tersebut kembali diulang oleh Benyamin Netanyahu. Mayoritas pengamat menilai bahwa Netanyahu seperti pendahulunya berusaha meraih kemenangan pemilu dengan menumpahkan darah warga Gaza. Khususnya pemilu parlemen tinggal dua bulan lagi. Pemilu kali ini juga menjadi ujian bagi Partai Likud yang dipimpin oleh Netanyahu. Apakah partai ini bakal mengalami nasib sama seperti Partai Kadima atau tidak.

Sejak serangan ini dilancarkan ke Gaza, telah tampak jelas bahwa Netanyahu tengah berusaha menciptakan isu baru, khususnya perang di Gaza demi meraih suara di pemilu parlemen mendatang. Operasi di Gaza kali ini juga dapat dicermati sebagai penyempurna dari operasi gagal Israel di perang 22 hari lalu, khususnya dengan membalas dendam kepada Brigade Izzuddin Qassam. Buktinya Israel tak segan-segan meneror wakil komandan pusat brigade ini, Ahmed al-Jabari.

Memang sebelumnya berbagai desakan dari petinggi Israel untuk menyerang Gaza dan memusnahkan muqawama Palestina, khususnya dengan meneror para pemimpin pejuang. Wakil perdana menteri Israel, Shaul Mofaz menekankan urgensitas eskalasi operasi militer rezim ini terhadap Jalur Gaza untuk meneror para petinggi kelompok muqawama.

Mofaz yang juga mantan kepala staf militer Israel Ahad (11/11) menandaskan, operasi militer yang digelar saat ia menjabat komandan di pasukan Israel teror para pejuang Palestina menjadi prioritas  dan saat ini agenda tersebut harus dihidupkan kembali. Ia pun menuntut kewenangan para militer Israel untuk menyerang para pejuang Palestina dan meneror komandannya.

Mofaz seraya menyatakan bahwa peluang untuk menggelar operasi darat besar-besaran di Jalur Gaza masih terbuka, menandaskan, di masa kepemimpinannya di militer Israel, sejumlah tokoh dan petinggi pejuang Palestina termasuk Sheikh Ahmad Yassin dan Abdul Aziz al-Rantissi, salah satu petinggi Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) berhasil diteror. Oleh karena itu, saat ini menurut Mofaz, para pejuang Palestina harus diteror.

Di kondisi seperti ini, sepertinya kebijakan pengalihan opini publik Israel dari kegagalan ekonomi dan instabilitas sosial serta politik serta upaya petinggi Tel Aviv untuk mencegah tersiarnya kembali permohonan keanggotaan Palestina di PBB, menjadi dalih bagi Israel untuk mengagresi Gaza. Di sisi lain, perang kekuasaan di dalam tubuh Israel sendiri cukup panas. Pertikaian antar elite politik Israel dapat dicermati sebagai indikasi dari perebutan kekuasaan ini.

Serangan ke Jalur Gaza juga dapat dicermati sebagai ujian bagi PBB dan pemerintahan revolusioner serta rezim Arab. Opini publik saat ini masih menunggu reaksi mereka atas brutalitas terbaru Israel ini. (IRIB Indonesia/MF)

Postingan populer dari blog ini

orgasme wanita muncrat ,Membuat Wanita Muncrat saat Ejakulasi Squirting

persyaratan pendaftaran fakultas kedokteran dan kesehatan tahun Akademik 2014-2015