Akhir zaman memang masa masa sulit bagi umat Islam

Nabi Muhammad Saw pernah berkata, "Umatku banyak di akhir zaman, tapi mereka seperti buih di lautan.."
Akhir zaman memang masa2 sulit bagi umat Islam, karena begitu gencarnya fitnah yang mampu membolak-balik akal dengan dahsyatnya. Yang benar disalahkan, yang salah tampak benar. Dan menariknya, fitnah2 ini juga datangnya dari dalam umat Islam sendiri.
Perhatikanlah betapa dangkalnya pemikiran mereka2 yang terdampak virus radikal. Mereka sibuk menyerang siapa saja yang tidak sepaham, mereka begitu mudah didoktrin dan diprovokasi, mereka menjadi paranoid, mudah meledak dan - maaf - dungunya luar biasa.
Seorang teman bertanya, mampukah kita menahan gelombang besar kebodohan seperti itu ? Saya bilang, tidak akan pernah bisa. Apa yang dikatakan Nabi Saw adalah sebuah ketetapan dan ketetapan harus berjalan. Ketetapan ini bukan karena Tuhan menghendaki kejahatan seperti itu, tetapi karena Tuhan Maha tahu apa yang akan terjadi akibat ulah manusia2 yang membangkang dari perintahNya.
Yang bisa kita lakukan hanya menyampaikan sesuatu yang benar dan dengan cara yang benar, itulah tugas kita dan disitulah amalan kita dihitung, bukan dari seberapa banyak orang yang menerimanya. Karena hidayah itu adalah urusan Tuhan dan semua tergantung manusia itu bagaimana berusaha menggapainya.
Agama itu seperti candu, baik dalam sisi baik maupun sisi buruk. Sisi baik adalah kita menjadi stabil dalam hidup karena terus menggali ilmu sebagai pegangan, dan sisi buruk adalah ketika kita menjadi arogan dan merasa paling benar dalam keimanan. Sulit melepaskan diri dari kecanduan itu, kecuali memang ada kejadian yang sangat spesial. Dan apakah kecanduan agama itu berpengaruh baik atau buruk terhadap seseorang, terlihat jelas dari perilakunya dalam pergaulan sosial. Itu output dalam beragama, kita menjadi berlian atau malah menjadi kotoran. Mudah sebenarnya menilainya, karena agama selalu mengajarkan kebaikan dan bukan kekerasan.
Yang perlu dicatat, kebaikan itu bukan kegamangan. Kebaikan itu berpihak dan bukan netral. Karena diantara Benar dan Salah, manusia tidak bisa berdiri di tengah atau mencampur-adukkannya sebab itu sama saja dengan kebodohan, ketidak-mampuan memilah.
Di dalam hidup, manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan, benar atau salah. Itu saja, tidak ada pilihan ragu2 atau semua benar dan semua salah. Ini bukan pilihan berganda. Karena itu supaya tidak salah memilih, kita harus belajar dari soal2 yang dihadirkan supaya tidak hitung kancing dalam menjawab.
Saya pernah bertanya kepada seorang teman, kenapa ada orang2 salah di sekitar kita ? Dia menjawab dengan lugas, supaya kita tahu bahwa langkah kita benar.
Rumit ? Sebenarnya sederhana saja hanya bagi sebagian orang menjadi begitu rumit. Ukurannya mudah, jadilah manusia yang toleran, kata Imam Ali as, karena mereka yang toleran Tuhan akan mengangkat kesalahan2nya. Toleran pasti lawan katanya adalah intoleran.
Benci adalah sifat iblis, cabang dari kesombongan. Karena itu ketika seseorang membenci sesuatu secara berlebihan, mereka pasti akan mengalami kegagalan memahami sesuatu dengan rasional, sebab ia sudah dipenuhi oleh nafsu dan bukan lagi akal.
Contoh benci menghilangkan akal itu adalah saat seseorang melihat alat pemadam kebakaran dan dia ber-ilusi itu tempat sampah. Atau kebakaran hutannya di sumatera, pakai maskernya di senayan.
Untung saja mereka tetap pakai sempak di dalam. Meski begitu kita tidak tahu apakah mereka memakainya dgn sangat bernafsu, sehingga bagian bokong dipakai di depan. Yang biasa terasa sempit, rasanya kok jadi luas seperti sedang berada di taman.

Denny Siregar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

orgasme wanita muncrat ,Membuat Wanita Muncrat saat Ejakulasi Squirting

persyaratan pendaftaran fakultas kedokteran dan kesehatan tahun Akademik 2014-2015