mau Kuliah Kedokteran di unsyiah ??
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Syiah Kuala dr Syahrul menampik jika dikatakan bahwa kuliah di program studi dokter berbiaya mahal. Biaya yang dikeluarkan, menurut Syahrul, harus dibandingkan dengan fasilitas yang akan diperoleh. Untuk kuliah di kedokteran Unsyiah, katanya, semua biaya juga resmi sesuai dengan SK Rektor Universitas Syiah Kuala.
Diakuinya, untuk kuliah di prodi dokter memang agak sulit. Bukan karena biayanya mahal, melainkan karena tingginya jumlah pesaing. Syahrul membandingkan jumlah mahasiswa yang memilih prodi dokter melalui jalur SNMPTN tahun 2011 mencapai 6.000 orang. “Padahal, yang dibutuhkan cuma 90 orang. Jadi, ketat persaingan memasukinya,” kata dia.
Saat ini, ada empat jalur untuk masuk ke FK yang dipimpinnya, yaitu jalur undangan (USMU), SNMPTN, UMB, dan jalur mandiri. Untuk jalur yang terakhir ijni, mahasiswa harus membayar sumbangan pembangunan kampus hingga Rp 100 juta. “Untuk jalur mandiri ini juga harus melalui berbagai seleksi. Kalau tak sesuai dengan standar kita, tetap tidak akan lulus meskipun sanggup membayar Rp 100 juta,” kata Syahrul.
Ketika diterima dan mulai belajar, jelasnya, tidak ada pembedaan dari jalur mana seseorang memasuki kedokteran. Semua akan mendapatkan fasilitas yang sama selama menempuh studi di kampus tersebut.
Namun ke depan, kata Syahrul, bisa jadi jalur mandiri ini tidak dibuka lagi. Ketika berbagai biaya untuk pembangunan gedung dan sarana belajar-mengajar sudah memadai, jalur yang diincar oleh berbagai kalangan mampu itu akan ditutup. “Program-program itu sesuai dengan kebutuhan. Karena juga ada kritik dari masyarakat, boleh jadi nantinya ditutup,” kata Syahrul.
Saat ini, fakultas kedokteran terus meningkatkan sarana fisik dan kualitas sumber daya manusia. Ada 47 orang dosen yang sedang belajar di dalam dan luar negeri, baik untuk program master maupun program doktor. (sak)
Diakuinya, untuk kuliah di prodi dokter memang agak sulit. Bukan karena biayanya mahal, melainkan karena tingginya jumlah pesaing. Syahrul membandingkan jumlah mahasiswa yang memilih prodi dokter melalui jalur SNMPTN tahun 2011 mencapai 6.000 orang. “Padahal, yang dibutuhkan cuma 90 orang. Jadi, ketat persaingan memasukinya,” kata dia.
Saat ini, ada empat jalur untuk masuk ke FK yang dipimpinnya, yaitu jalur undangan (USMU), SNMPTN, UMB, dan jalur mandiri. Untuk jalur yang terakhir ijni, mahasiswa harus membayar sumbangan pembangunan kampus hingga Rp 100 juta. “Untuk jalur mandiri ini juga harus melalui berbagai seleksi. Kalau tak sesuai dengan standar kita, tetap tidak akan lulus meskipun sanggup membayar Rp 100 juta,” kata Syahrul.
Ketika diterima dan mulai belajar, jelasnya, tidak ada pembedaan dari jalur mana seseorang memasuki kedokteran. Semua akan mendapatkan fasilitas yang sama selama menempuh studi di kampus tersebut.
Namun ke depan, kata Syahrul, bisa jadi jalur mandiri ini tidak dibuka lagi. Ketika berbagai biaya untuk pembangunan gedung dan sarana belajar-mengajar sudah memadai, jalur yang diincar oleh berbagai kalangan mampu itu akan ditutup. “Program-program itu sesuai dengan kebutuhan. Karena juga ada kritik dari masyarakat, boleh jadi nantinya ditutup,” kata Syahrul.
Saat ini, fakultas kedokteran terus meningkatkan sarana fisik dan kualitas sumber daya manusia. Ada 47 orang dosen yang sedang belajar di dalam dan luar negeri, baik untuk program master maupun program doktor. (sak)
Komentar
Posting Komentar