persiraja Kalah di Final Lawan Persiba

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf didampingi Pelatih Persiraja, Herry Kiswanto (kanan) dan Ketua Umum Persiraja, Mawardy Nurdin (kiri) mengangkat tropi kesebelasan Persiraja Banda Aceh sebagai juara II Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2010/2011 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (25/5) malam. SERAMBI/MUHAMMAD HADI

SOLO – Persiraja Banda Aceh gagal mengulang kesuksesan tahun 1980-an setelah dipaksa menyerah oleh Persiba Bantul, Yogyakarta dengan skor 0-1 dalam partai final Divisi Utama Liga Indonesia musim 2010/2011 di Stadion Manahan, Solo, Rabu (25/5) malam. Meski begitu, prestasi yang diraih tim berjuluk ‘Lantak Laju’ ini tetap membanggakan karena telah berhasil mengangkat kembali marwah sepakbola Aceh ke level teratas Indonesia.

Pada tarung sore hari, Mitra Kukar Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sukses meraih juara III setelah mengalahkan Persidafon Dafonsoro, Kabupaten Jayapura, Papua dengan skor 2-1. Itu berarti, tim asuhan Benny Dolo itu merebut tiket terakhir lolos ke otomatis ke Liga Super Indonesia pada musim 2011/2011. Sedangkan, Persidafon terpaksa harus melalui babak play-off melawan peringkat ke-15 ISL musim ini yang kemungkinan besar dihuni Bontang FC, Kalimantan Timur.

Wartawan Serambi, Muhammad Hadi dari Solo, tadi malam, melaporkan, walau gagal mencatat sejarah sebagai juara Divisi Utama musim ini, kiprah Persiraja tetap mendapat apresiasi tinggi. Betapa tidak, mengawali musim dengan kondisi miris dan nyaris tanpa target, di luar dugaan tim besutan Heery Kiswanto ini menjelma menjadi raksasa di Grup I. Tak tanggung-tanggung, tim yang cuma dimodali anggaran Rp 3 miliar dari APBK Banda Aceh ini lolos ke babak delapan besar dengan status juara grup.

Status penguasa wilayah Barat tak lantas membuat jalur ‘Laskar Rencong’ mulus di fase delapan besar. Justru sebaliknya, Persiraja sempat berada di ujung tanduk saat menderita kekalahan atas Persiram Raja Ampat di babak delapan besar. Beruntung, kesuksesan menahan imbang tuan rumah Persidafon Dafonsoro di laga terakhir babak 8 besar plus diuntungkan kekalahan Persiram dari Gresik United membawa bonden Kutaraja ke semifinal, hingga kemudian mengukir sensasi lolos ke ISL usai menundukkan Mitra Kukar 1-0.

Di sisi lain, keberhasilan Persiba merebut juara membuat mereka berhak mendapatkan trofi, dan hadiah utama Rp 500 juta, plus 30 keping emas. Kesuksesan pasukan Sajuri Syahid itu makin lengkap setelah Wahyu Wiji Astanto dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dan striker andalannya Fortune Udo menjadi topskor dengan torehan 36 gol. Kedua punggawa ‘Laskar Sultan Agung’ (julukan Persiba) itu berhak atas uang Rp 25 juta. Sedangkan, Persiraja yang menjadi juara II mendapatkan juga trofi dan hadiah uang Rp 350 juta, serta 30 keping medali perak. Untuk juara III yang diraih Mitra Kukar, mereka mendapatkan piala, hadiah uang Rp 200 juta, dan medali perunggu. Tim berjuluk ‘Naga Mekes’ ini juga mendapatkan trofi lain setelah dinobatkan sebagai tim fair-play.

Pertandingan final Divisi Utama tersebut cukup spesial mengingat turut disaksikan Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar beserta stafnya, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin, Bupati Bantul Sri Suryawidati, dan sederet pejabat lain. Kecuali itu, tarung prestisus semalam juga ikut disaksikan oleh puluhan ribu suporter dari kedua tim dan masyarakat pecinta sepakbola dari seantero Indonesia. Ribuan pendukung Persiraja yang tergabung dalam Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (SKULL) menempati tribun utara bersama ‘Paserpati’ (suporter Persis Solo) yang turut mendukung Laskar Rencong.

Sedangkan tribun timur dan selatan dipenuhi ribuan ‘Paserbumi’ (suporter Persiba) yang datang dengan baju kebesarannya berwarna merah. Tribun barat dihuni tamu VVIP dan penonton yang ingin menyaksikan partai final serta sebagian bercampur dengan pendukung kedua tim.

Dalam pertandingan yang dipimpin Wasit Jimmy Napitupulu dari Jakarta, kedua tim tampil maksimal sejak babak pertama bergulir. Namun, Persiraja yang tanpa diperkuat striker andalannya Cristian Bekatal karena akumulasi kartu kuning terlihat kurang garang di pertahanan lawannya. Kondisi ini membuat Fortune Udo lebih leluasa mengancam gawang Persiraja. Imbasnya adalah gol tunggal yang dicetak Wahyu Wiji Astanto di menit 44 lewat tandukan kepalanya yang memanfaatkan tendangan bebas Slamet. Meski berusaha melawan di babak kedua, keunggulan Persiba bertahan hingga pertandingan usai.

Namun, kekalahan ini tak membuat Persiraja kecewa mengingat target lolos Liga Super Indonesia (LSI) sudah tercapai. Pelatih Persiraja Herry Kiswanto dalam konferensi pers mengatakan, kedua tim bermain bagus dalam partai final. Apalagi, para pemainnya tampil tanpa beban mengingat target lolos Liga Super sudah tercapai. Pelatih kelahiran Banda Aceh ini menjelaskan, para pemainnya juga sangat menikmati permainan itu meski kalah.

“Tanpa Bekatal, saya rasa risiko kita sebagai sebuah tim. Tapi, kita tidak mengandalkan satu orang di lapangan. Cuma pemain yang tampil itulah yang kita miliki dan kita tidak ada pemain lain untuk diturunkan,” jawab Kang Herry saat ditanya kelemahan penyerang di timnya akibat tidak bisa diturunkan Cristian Bekatal karena akumulasi kartu kuning.

Sedangkan Manajer Bidang Teknik dan Kepelatihan Persiba Bantul, Briyanto mengatakan, timnya bersama Persiraja telah menampilkan sebuah permainan yang menarik untuk ditonton. Kedua tim juga kehilangan dua pemain andalannya dalam partai final. “Persiraja kehilangan pemain depan Cristian Bekatal, dan kami kehilangan stopper utama Ahmad Taufik,” ujar Briyanto mewakili Pelatih Sajuri Syahid.

Manajer Persiraja Adly Tjalok, didampingi wakilnya Mahdi ‘Olo’ Rusli mengucapkan terima kasih kepada para pemain, pelatih, pengurus, dan masyarakat Aceh yang telah mendukung lewat doa hingga Persiraja bisa bangkit kembali untuk mengukir prestasi dengan menjadi runner-up Divisi Utama musim 2010/2011.(*)

SUSUNAN PEMAIN
PERSIBA: Wahyu Tri Nugroho, Wahyu Wiji Astanto, Slamet widodo, Nopendi, Ansori/Andro Livandi, Arwin, Busari, Slamet Nurcahyo/Johan Manaji, Ezequil Gonzales, Ugik Sugiyanto, Fortune Udo.

PERSIRAJA: Yudha Andika, Irwanto, Tong Mayega Elly Maurel/Fahrizal, Andria, Qadar Usman, Mukhlis Nakata/Nanda Lubis, Herisman, Diallo Abdulaye Djibril, Abdul Musawir, Erik Saputra/Erik Saputra, Fahrizal Dillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

orgasme wanita muncrat ,Membuat Wanita Muncrat saat Ejakulasi Squirting

persyaratan pendaftaran fakultas kedokteran dan kesehatan tahun Akademik 2014-2015