Pasca Transisi, Aceh Menuju Perpecahan

Banda Aceh - Aceh dalam transisi menuju balas dendam politik atau alternatif baru yang demokratis. Demikian diantara persoalan yang dicoba kupas sebuah buku baru hasil research tim-tim peneliti Aceh dan UGM yang disupervisi oleh Prof. Olle Tornquist dari Universitas Oslo. Pembedahan buku tersebut berlangsung setengah hari ini dengan menampilkan moderator Fuad Mardhatillah, dengan narasumber Wawan Mas’udi , dosen Ilmu Pemerintahan dan Politik UGM, Otto Syamsuddin Ishak , sosiolog,yang sudah tidak asing lagi di Aceh, dan Affan Ramli, seorang penulis muda yang cukup prolifik. Jumat di Banda Aceh, Jumat (27/5) dalam pernyataan tertulis

Dalam menganalisa buku tersebut, Otto menyatakan bahwa pasca masa transisi, Aceh mengalami periode transformasi yang mengarah pada fragmentasi (perpecahan). Pertanyaan besar setelah periode ini adalah apa yang terjadi setelah fragmentasi. “Aceh memiliki karakter sosial politik yang bisa berkontribusi pada teori baru . Saya mengapresiasikan isi buku ini karena ketajamannya.” sebut Otto.

Menurut Wawan pula para aktor politik di Aceh harus meredefinisi dan me-reaktualisasi-kan kerangka transisi dimana demokrasi dan kesejahteraan dapat tercapai dan tidak menjadi tidak lebih dari sebuah propinsi Indonesia tanpa sesuatu keistimewaan, tanpa arah, konsep, ataupun kebijakan jangka panjang yang aplikatif yang akan sekaligus mampu membangun kembali dari puing-puing pasca konflik. “Melalui buku ini tergambar Aceh seperti provinsi lain di Indonesia yang sedang bertransformasi menjadi Indonesia ,” ungkap Wawan.

Buku ini sebenarnya adalah revisi kedua buku yang sudah disiapkan dalam tahun 2006 yang hanya disebarkan di kalangan akademisi. Revisi tersebut dilaksanakan oleh tim-tim peneliti Aceh yang tergabung dalam Aceh Participatory Research Team dan sebuah Tim terdiri dari beberapa orang dosen ilmu politik UGM melalui sebuah survey qualitatif melibatkan para aktor politik Aceh, menggambarkan betapa sulitnya mempertahankan dinamika positif yang muncul saat periode transisi. Di awal, perjanjian damai MoU Helsinki mencipta perubahan dengan kemunculan kerjasama yang semakin terbuka dan sikap toleransi yang partisipatif. “Setelah Pilkada 2006 yang sukses, kini Aceh diuji lagi pada Pilkada 2011 untuk mempertahankan dan melanjutkan perdamaian dan demokrasi. Buku ini berusaha menelusuri dinamika demokrasi yang ada di Aceh dan membuka wacana baru bagi penyegaran politik Aceh bagi kalangan sipil yang selama ini terlihat merosot.

Dari sessi tanya-jawab singkat dengan peserta yang mencapai hampir 200 orang terungkap apresiasi terbitnya buku 578 halaman ini, yang sangat diharapkan menjadi bahan bacaan mereka yang tertarik tentang studi managemen wilayah-wilayah pasca konflik, para akedemisi dan para pejabat pemerintah. Terdapat kesimpulan-kesimpulan yang agak provokatif yang memancing pemikiran lebih lanjut. Olle Tornquist menolak dirinya dianggap pakar tentang Aceh, tetapi seorang penganalisa ilmiah yang mengambil kesimpulan dari hasil riset anak negeri sendiri. Terbit dalam dua bahasa: Inggris dan Indonesia, buku ini akan segera disebarkan melalui pengedar-pengedar buku utama di seluruh Indonesia dan juga di beberapa perpustakaan akademik internasional

aceh besar post

Komentar

Postingan populer dari blog ini

orgasme wanita muncrat ,Membuat Wanita Muncrat saat Ejakulasi Squirting

Puskesmas di Aceh Besar Buang Limbah Sembarangan