Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Pesantren Sunny Di Tengah Masyarakat Bermadzhab Syi'ah

Selama di Iran, selain   mengunjungi Khauzah Ilmiah,  madrasah,  dan juga perguruan tinggi yang bermadzah Syi’ab,  saya juga diundang untuk  bersillaturrahmi ke  pesantren pengikut  Madzhab Sunny. Memang dilihat dari madzhabnya,  masyarakat Iran bertolak belakang  dari masyarakat Islam di Indonesia. Mayoritas umat Islam di Iran  adalah pengikut Syi’ah,   namun ada juga  sedikit  yang mengikut  madzhab sunny. Sebaliknya  di Indonesia, mayoritas  mengikuti madzhab  Sunny, tetapi  juga  ada, sekalipun jumlahnya tidak banyak,  yang mengikuti madzhab Syi’ah. Lembaga pendidikan Islam berupa pesantren pengikut Sunny yang saya kunjungi dimaksud  adalah Darul Ulum lita’limil Qur’an wa Sunnah,  berada di Khurazan, yaitu arah timur  dari kota Teheran, berjarak kira-kira  900 km, sehingga  dapat ditempuh selama satu jam dengan pesawat terbang dan  masih harus  ditambah  perjalanan dengan mobil sekitar satu setengah jam lagi.   Tempat di mana pesantren ini berada, lebih mengesankan sebagai wi

PERNYATAAN ULAMA-ULAMA SUNNI IRAN MENGENAI IRAN, KONSPIRASI MUSUH, ISIS DAN PERSATUAN ISLAM

Dari dulu Khurasan adalah kota yang diperhitungkan dan disegani. Banyak ulama Ahlus Sunnah yang terlahir dari kota ini, sebut saja Imam Muslim [penulis kitab Sahih Muslim], Imam Hakim [penulis kitab Mustadrak al Hakim] dan Imam al-Ghazali [penulis kitab Ihya Ulumuddin], sampai saat ini, meski sebagian Khurasan masuk dalam wilayah Iran, namun itu tidak mematikan perkembangan dan dakwah Ahlus Sunnah di Khurasan. Prof. Imam Suprayogo [Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang] dan sejumlah tokoh Islam Indonesia lainnya pernah mengunjungi salah satu pesantren Ahlus Sunnah di Khurasan Iran. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri, ada penyelewengan fakta yang selama ini diumbar oleh sejumlah aktivis Islam di Indonesia, bahwa Sunni di Iran tertindas dan dakwahnya dikekang. Di Khurasan sampai saat ini masih berdiri bejibun pesantren, sekolah-sekolah agama bahkan universitas Islam Sunni. Berikut diantara ulama Ahlus Sunnah Khurasan Iran yang memberikan pernyataannya mengenai Iran, I

benarkah Syiah , Shalat Tiga Waktu ?

Ini satu lagi fitnah paling konyol. Katanya, Syiah itu shalatnya hanya tiga waktu. Yaitu, Subuh, Dhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya. Dhuhur dan Ashar dikerjakan bersamaan disatu waktu, begitu juga Maghrib dan Isya. Padahal tetap lima waktu juga. Rinciannya begini. Subuh dikerjakan waktu subuh. Dhuhur waktu dhuhur, Ashar waktu ashar, maghrib waktu maghrib dan isya waktu isya. Dhuhur dikerjakan sebelum asar, maghrib sebelum isya. Tidak bisa waktu ashar dikerjakan di waktu dhuhur begitupun sebaliknya. Jadi waktu shalat dhuhur tetap beda dengan waktu shalat ashar, tidak satu waktu. Dan tidak dikerjakan bersamaan (bagaimana ya niat shalat bersamaan itu?) Jadi isu tiga waktu itu dari mana? Dari kesalahpahaman, dan kurang mengertian mengenai hukum Islam. Tapi saya lihat, teman saya yang Syiah memang shalatnya digabung dhuhur dan ashar kok. Begitu selesai shalat duhur terus berdiri lagi untuk shalat ashar. Iya, bukan berarti dhuhur dan ashar itu jadi satu waktu. Yang dike